Disorientasi Lingkup Pertemanan Perspektif Hadis dan Keilmuan Barat

Cesilia Prawening

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

20204031014@student.uin-suka.ac.id

 

Seorang anak terlahir membawa fitrahnya masing-masing, dengan begitu anggapan bahwasanya anak terlahir di dunia layaknya seperti kertas kosong dirasa kurang tepat jika. Potensi dan bakat sudah ada bersama anak, hanya tinggal bagaimana orang dewasa disekitarnya membantu menumbuh kembangkan kemampuan pada diri masing-masing anak. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya setiap anak terlahir dengan bakat dan kemampuan atau sudah membawa fitrahnya masing-masing dan lingkungan turut serta berperan dalam membantu potensi fitrah yang sudah ada untuk dijaga dan dikembangkan sebagaimana pesan Allah dalam QS. Al-Rum ayat 30 yang artinya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah itu (agama) yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Ruang lingkup yang turut serta mempengaruhi tumbuh kembang anak diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Melalui pancaindera yang anak tangkap dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh lingkungannya, akan dengan mudah diserap mulai dari perkataan ataupun perilaku yang kesemuanya akan anak simpan tanpa ia sadari. Dari serapan yang anak miliki, kemudian nantinya akan mereka implementasikan pada kondisi da situasi tertentu. Anak akan me-recall pengalaman indrawinya untuk mereka praktikan. Saat praktik yang anak lakukan mereka lakukan secara berulang-ulang berujung pada sebuah kebiasaan yang anak miliki.

Bagaimana bisa anak mempraktikan sebuah aktivitas bermain peran menjadi seorang ibu yang seolah-olah pandai memasak, mengurus anak, berbelanja, menelpon, dan lain sebagainya? Tentu ia dapatkan dari pengalaman indrawinya, bisa jadi berulang kali pengalaman tersebut ia dapatkan hingga sangat lekat. Hal tersebut akan menjadi aktivitas yang asik dilakukan ketika anak melakukan bersama teman sebayanya. Terkadang menyaksikan aktivitas sesama anak jauh lebih mengasyikan dari pada aktivitas antara anak dan orang dewasa. Saat terjadi percakapan, anak-anak tentu lebih nyambung diajak berbincang dengan teman sebayanya dari pada harus dengan orang yang lebih dewasa darinya. Kerap kita jumpai pula anak yang senang menirukan perbuatan yang dilakukan oleh temannya sendiri, saling menularkan dan terkesan anak yang suka ikut-ikutan begitu lah dunia anak saat tengah berinteraksi.

 

Dari adanya perilaku yang anak tunjukan sebagai hasil darikondisi menyerap dirinya dari lingkungan sekitarnya, maka sebagai orang tua perlu memberikan pengawasan dan pendampingan dengan tepat hal ini agar anak dapat tumbuh menjadi seorang mukmin. Mukmin satu sebagai wujud dari cerminan dari saudaranya yang mukmin. Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin salat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu. Sebagaimana hadis tentang memilih teman yang baik yakni yang artinya “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nukilakan hadis tentang memilih teman yang baik sebagai salah satu factor pendukung tumbuh kembang anak dari lingkup masyarakat. Hal ini sesuai dengan maksud dan tujuan yang disampaikan oleh wanita keilmuan barat pemerhati PAUD oleh Montessori yang menyatakan tentang pentingnya lingkungan pertemanan yakni anak akan menyerap Bahasa kelompok sebayanya, baik secara sederhana atau kompleks. Melalui Bahasa ini lah anak akan belajar memahami segala hal dalam aktivitas sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat utama saat anak mempelajari nilai moral, saat anak bersosialisasi, saat anak mempelajari lingkungannya, dan masih banyak lagi.

Disorientasi antara hadis dan teori barat yakni Maria Montesori dan Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim yang mana sama-sama membicarakan dan membahas seputar tumbuh kembang anak yang berfokus pada ruang lingkup pertemanan untuk mewujudkan calon generasi penerus yang berkarakter, cerdas, dan religious. Keduanya merujuk pada anjuran untuk para orang tua untuk senantiasa turut memperhatikan teman bagi seorang anak yang dapat membawa pengaruh kepada anak satu sama lain. Menjaga anak-anak untuk tetap berada dalam lingkup yang dapat membawa pengaruh positif yang sebisa mungkin orang tua mengusahakannya.

 1,364 total views,  2 views today

Posted in Kajian.