Muhammad Alfatih Suryadilaga
Wakil Dekan Bidang Akademik Fak. Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Hogyakarta dan Ketua Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA)
Langkah kerja menulis artikel dengan motode IMRAD tahap I hanya dengan 10 paragraf saja. Alinea ketiga dalam pendahuluan menjadi kunci utama dalam suksesnya menulis bangunan utuh artikel. Dalam alinea ketiga dari empat alinea yang ada dalam pendahuluan adalah tujuan penulisan artikel. Di mana banyak artikel tidak jelas arah bahasan di dalamnya sehingga hal yang tidak penting akan dimasukkan dalam sebuah tulisan.
Alinea ketiga dalam pendahuluan ini upayakan menjelaskan tentan target kajian dalam artikel. Setidaknya dalam hal ini tiga pertanyaan yang akan dijawab dan dikembangkan dalam result. Pertanyaan tersebut adalah tetang what, why dan what next. Pertanyaan pertama fokus pada kajian deskriptis, pertanyaan kedua fokus lebih ke kritis dengan melihat faktor-faktor dan teakhir ketiga kajian beraifat transfornatif. Ketiga pertanyaan tersebut dibuat satu alinea saja dalam jumlah kata mininal 150 kata. Pola jumlah kata dalam setiap diusahakan berjumlah 150 kata atau minimal 15 baris. Ingat data dalam result ini berasal dari obyek yang dikaji sesuai apa yang didapatkan melalui metode yang digunakan nantinya.
Langkah kedua setelah selesai membuat tujuan dalam pembuatan artikel adalah mengurai ketiga pertanyaan dengan jawaban ringkas. Setidaknya tiap pertanyaan ditulis salam tiga buah paragraf. Sehingga tiga paragraf dalam satu pertanyaan menjadi sembilan dalam kesatuan Result yang jumlah hasil pekerjaan sudah mencapai hampir separuhnya yakni 1500 kata.
Setelah 10 alinea selesai, penulisan selanjutnya dilanjutkan ke pendahuluan alinea pertama, kedua dan keempat. Ketiga kajian itu melengkapi tahap ke dua dalam penulisan sebuah artikel. Tiga alinea tersisa khusus yang pertana untuk sesuatu yang menarik dalam artikel dengan menampilkan data pendukung yang akurat dan beragam pendapat.
Tahap kedua dalam penulusan Artikel model IMRAD adalah membuat melengkapi alinea kesatu, kedua dan keempat dalam pendahuluan.
Alinea kedua menjelaskan tentang studi terdahulu atas obyek kajian dan variabel yang ada dalam kajian dalam sebuah artikel. Peta kajian ini akan menjadikan artikel yang ditulia baik dan ada temuannya yang dikenal dengan novelty. Dalam hal ini perlu penjabaran kajian terdahulu baik kelebihan dan kelemahan. Akhirnya, dalam bagian ini adalah upaya positif atas kelebihan artikel yang dikaji atas artikel lain menjadi bagian yang tak terelakkan keberadaannya. Atas inilah review akan melihat kelayakan untuk diterimanya artikel.
Untuk tulisan akhir dalam pendahuluan adalah alinea empat empat. Kajian di dalamnya berupa argumen atau hipotesis. Buat setidaknya tiga buah argumen yang mampu menjadikan artikel menarik. Atas tulisan ini, bagian ke empat ini maka pendahuan sudah selesai dan jumlah hasil pekerjaan sudah mencapai 13 alinea atau 1950 kata. Pada bagian ini telaah alunea kedua harus mengambil jurnal dari international seperti Scopus dan Web Sciencedirect atau minimal DOAJ. Untuk memudahkan perlu menggunakan managemen referensi seperti Zotero atau Mendelay.
Pola penggunaan Manajemen Referensi akan mempermudah penyesuaian dengan gaya selingkung jurnal yang akan dituju. Upaya ini akan mempermudah dalam perubahan bentuk sistem pengutipan yang dapat dipilih dengan beraham model yang populerdi dunia akademik seperri IEEE, Chichago Full Footnotes, APA, dan lain sebagainya. Penggunaan bentuk sesuai kebiasaan masing-masing saja.
Sehingga kajian atas bagian pendahuluan akan menambah halaman dalan hasil penulisan juga.
Langkah selanjutnya adalah menambahkan literatur review, methods dan discussion. LR merupakan bagian terpenting dalam artikel. Kalau dalam skripsi atau karya ilmiah akhir lainnya dikenal dengan kerangka teori. Dalam kajian ini LR harus melibatkan beragam teori yang berkembang dalam kajian yang dilakukan. Jika tentang integrasi-interkoneksi maka teori dasar yang dikembangkan oleh Prof. Amin Abdullah harus dijadikan sebagai bagian literatur review ini. Konsep pemahaman tekstualis, semi kontekstualis dan kontekstualis dari Abdullah Saeed juga penting dilalukan jika kajian pemahaman atau penafsiran atas text saxred. Konsep dasar ini dibuat menjadi tiga alinea dengan tiga isu besar di dalamnya sehingga dalam LR akan melahirkan konsep-konsep yang dijadikan dalam kajian discussion di bagian berikutnya.
Method merupakan bagian yang harus ada dalam artikel. Artikel ini mampu menjelaskan tata kerja dalam pencarian data dan analisisnya. Setidaknya dalam bagian ini minimal tiga alinea atau paravraf yang dapat berupa observasi, wawancara dan FGD. Jika dalam kajian berupa data deskriptif dari teks maka perlu penyesuaian model kajian di dalamnya.
Setelah LR dan Method selesai maka langkah selanjutnya adalah dengan melengkapi discussion. Setidaknya terdapat sembilan alinea untuk menjawab ini dengan cara sinkronkan antara bagian keempat argumen sengan analisis dalam bagian what, why dan what next. Diskusi masing-masing setidaknya minimal 3 alinea per argumen atau analisisnya. Dengan demikian tulisan saudara sudah selesai tinggal bagian kesimpulan.
Bagian kesimpulan bagian terpenting. Setidaknya, kesimpulan
di dalamnya bukan restatemen dari kajian sebelumnya melainkan berisikan temuan hal yang baru dalam artikel. Alinea kedua dalam simpulan adalah menjelaskan kemampuan metodologi dalam memecahkab problem yang dibahas dan alinea ketiga adalah hal-hal apa kajian ke depannya mampu dikerjakan tersisakan dalam kajian di artikel. Postur IMRAD berakhir dalam discussion dan conclussion.
Akhir pekerjaan membuat artikel jika ditulis sehari satu alinea saja, maka tulisan ini akan jadi selama sebulan lamanya. Hal ini menjadi bagian yang akan mudah dicapai jika kerangka dalam artikel dibuat dahulu. Sehingga dalam hal ini bisa saja membuat artikel tidak sampan sebulan bahkan hanya seminggu lamannya. (MAS)
6,174 total views, 4 views today

Sebagai sebuah ijthad dalam rangka mengembangkan kajian Studi Hadis di Indonesia dibentuklah sebuah perkumpulan yang dinamakan dengan Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA). Sebagai sebuah perkumpulan ASILHA menghimpun beragam pemerhati hadis di Indonesia. Himpunan ini terdiri atas akademisi dan praktisi hadis di Indonesia dengan memiliki tujuan yang sama.