Makna Islami dalam Tradisi Kirab Telur Hias sebagai Perayaan Maulid Nabi

Faridah

UIN Sunan Kalijaga

19105030007 @student.uin-suka.ac.id

 

Indonesia adalah negara luas yang terdiri dari berbagai pulau. Penduduknya sangat banyak dan terdiri dari berbagai macam suku, ras, golongan dan sebagainya. Tak heran jika Indonesia acapkali disebut sebagai negara plural. Namun dengan berbagai macam perbedaan tersebut, Indonesia justru mampu menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada. Sebagaimana semboyan negara Indonesia “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Perbedaan-perbedaan yang ada pada masyarakat Indonesia, justru menjadi ciri khas masing-masing daerah. Terlebih mengenai tradisi dan kebudayaan pada masing-masing daerah. Ciri khas seperti ini memang sudah seharusnya dilestarikan, karena merupakan warisan leluhur dan juga sebagai identitas suatu daerah.

Di pulau Jawa, telah tersebar berbagai macam tradisi masyarakat daerah. Hal ini dimanfaatkan oleh para ulama terdahulu dalam rangka syi’ar Islam. Mereka tidak menghilangkan tradisi di suatu daerah, akan tetapi mereka mengembangkan serta mengkolaborasikan tradisi-tradisi tersebut dengan hal-hal yang lebih baik, yang berbau Islami.

Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu contoh dari hasil kolaborasi antara tradisi dan nilai-nilai Islami yang terkandung di dalamnya. Apa tujuan perayaan tersebut? Hal yang paling utama dalam perayaan ini adalah sebuah bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Swt dan juga sebagai wasilah (perantara) untuk menggapai ridlo Allah Swt. Kita diajarkan untuk menghormati pahlawan Islam kita, Rasul kita Nabi Muhammad saw atas segala perjuangannya membela Islam dan mendidik ummat. Perayaan tersebut terwujud dalam bentuk rasa syukur, kegembiraan dan rasa cinta ummat kepada nabinya.

Masyarakat Islam di Indonesia memiliki tradisi unik yang berbeda-beda dalam perayaan Maulid Nabi. Diantaranya adalah tradisi Kirab Telur. Tradisi ini berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur dan merupakan tradisi turun-temurun. Apa tujuan adanya tradisi ini? Selain untuk berpartisipasi dalam perayaan Maulid Nabi, syi’ar agama juga tradisi ini untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim. Karena tradisi ini tentunya dihadiri oleh banyaknya masyarakat yang tidak terbatas dan tentu mereka berkumpul dalam keadaan yang bahagia, bersyukur sehingga pemandangan seperti ini adalah salah satu harapan dari adanya tradisi ini.

Bagaimana keberlangsungan tradisi Kirab Telur? Tradisi Kirab Telur dilakukan dengan cara mengarak yakni membawa telur-telur yang sudah dihias mengelilingi desa atau suatu daerah, hal ini sebagai bentuk syi’ar agama. Kemudian terdapat suatu desa di Banyuwangi yang merayakannya dengan berkumpul di mushola atau masjid dengan menyenandungkan shalawat nabi dan juga membagikan telur-telur yang sudah dihias kepada masyarakat.

Apa maksud dari telur sebagai simbol dalam tradisi perayaan Maulid Nabi? Telur adalah simbol kehidupan, sebagaimana kutipan dari ceramah KH. Baidlowi Muslich di suatu perayaan Maulid Nabi “Telur adalah salah satu ciptaan Allah Swt yang unik, dimana Allah Swt menggambarkan telur di dalam al-Qur’an yakni ‘sesuatu yang hidup keluar dari yang mati, yakni anak ayam yang menetas dari telur. Dan juga mengeluarkan yang mati dari yang hidup, yakni telur yang dikelurkan oleh induk ayam.”

Telur simbol dari keadaan hati manusia. Telur berbentuk bulat dan bersih diibaratkan sebagaimana hati manusia. Manusia harus menjaga hatinya agar selalu bersih dari hal-hal yang buruk. Telur jika kotor dan busuk, tidak akan laku untuk dijual maupun dikonsumsi. Begitu pula hati manusia, jika kotor maka siapa yang akan mendekat?

 2,651 total views,  2 views today

Posted in Opini.