Nabi Muhammad saw. Sang Penerima Mukjizat Agung Al-Qur’an

Haiat Haffaf T.G.H

UIN Sunan Kalijaga

19105030045@student.uin-suka.ac.id

 

Umat Islam sebagai khalifah di muka bumi tentunya memiliki sebuah pedoman atau pegangan hidup sebagai tuntunan dalam menjalankan kehidupan. Pedoman tersebut salah satunya yang utama ialah al-Qur’an al karim. Sebuah kitab suci penyempurna kitab-kitab sebelumnya yang di dalamnya tergantung banyak sekali ajaran kehidupan.  Kitab suci agung ini  Allah turunkan tidak kepada sembarang orang, melainkan untuk kekasih-Nya yakni baginda Nabi Agung Muhammad saw.

Nabi Muhammad saw. menerima mukjizat agung ini dari sang Kholiq melalui  perantara malaikat Ruhul Qudus Jibril as. Penurunan mukjizat ini pun prosesnya tak sebentar karena Allah menurunkannya secara berangsur-berangsur selama puluhan tahun. Dua puluh tahun dua bulan dua puluh dua hari hari adalah waktu yang tercatat dalam sejarah sebagai waktu turunnya mukjizat agung al-Quran mulai dari wahyu pertama samapai wahyu terakhir.

Penurunan al-Qur’an oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. tentunya bukan tanpa sebab. Waktu itu di jazirah Arab dimana nabi Muhammad saw. dilahirkan dikenal masyarakatnya sebagai masyarakat Jahiliyyah. Dikatakan sebagai masyarakat Jahiliyyah karena kehidupan mereka yang sangat buruk. Kepercayaan mereka masih mengikuti nenek moyang yakni menyembah berhala-berhala yang tak akan sedikitpun bisa memberikan pertolongan kepada mereka. Gaya hidup yang suka mabuk-mabukan, berjudi, tidak adanya rasa kemanusiaan sebagaimana mereka membunuh anak perempuan mereka yang baru lahir karena dianggap tidak berguna. Kegelisahan nabi Muhammad saw dengan keadaan masyarakat sekitarnya yang seperti itu menjadikan Allah menurunkan wahyu kepadanya

Sebelum Allah Swt. menurunakan wahyu yang pertama, nabi Muhammad diberikan ilham untuk mengasingkan diri di suatu tempat yakni Gua Hira’. Setelah sekian waktu nabi berkhalwat di gua tersebut, tepatnya di bulan Ramadhan tanggal 17 datanglah sosok Malaikat Jibril as. sebagai pembawa wahyu Allah Swt. yang akan diturukan kepada nabi. Kejadian tersebut terjadi ketika nabi Muhammad saw berusia sekitar empat puluh tahun. Wahyu pertama yang turun pada waktu itu ialah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Pertemuan antara nabi Muhammad saw.  dan malaikat Jibril as. adalah pertemuan yang luar biasa. Nabi Muhammad pun waktu itu sempat merasa ketakutan karena didatangi sosok malaikat Jibril yang luar biasa.

Proses penurunan al-Qur’an yang  berangsur-angsur disesuaikan dengan kebutuhan nabi pada waktu itu. Allah menurunkan al-Qur’an sesuai dengan keadaan yang dihadapi nabi. Misalnya ketika fathu Makkah dimana banyak yang  masuk Islam secara bebrbondong-bondong Allah menurunkan surat An-Nasr yang artinya pertolongan. Demikian dengan wahyu-wahyu yang lainnya diturunkan Allah dengan asbabun nuzul yang berbeda-beda.

Kehidupan Nabi Muhammad sebagai khatamil Anbiya’ dan sebagai uswatun hasanah bagi umat Islam tentunya sangat berpegang teguh dengan al-Qur’an. Mulai dari cara dakwah beliau yang mengedepankan kasih sayang, cara beliau berdagang yang selalu jujur, cara beliau menghadapi  orang-orang kafir, cara beliau menjadi pemimpin yang sangat adil dan bijaksana dan yang lainnya. Kepribadian  beliau yang begitu mulia  tak hanya dikagumi dari kalangan umat Islam namun juga dari kalangan non-Islam.

Kita sebagai umat beliau yang selalu berharap mendapat syafaat darinya tentunya juga harus selalu berusaha meneladani kepribadiaanya. Al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar yang kandungan isinya sangat relevan sekali dengan kehidupan sekarang dan yang akan datang. Maka dari itu sudah menjadi keharusan bagi kita untuk selalu berakhlak seperti apa yang ada dalam al-Quran dan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Semoga kita senantiasa diakui sebagai umat beliau dan kelak mendapatkan syafaat dari beliau.

 6,255 total views,  6 views today

Posted in Opini.