Teladan Para Periwayat Hadist Shahih Kepada Anak Usia Dini Di Dalam Lingkungan Keluarga

Sofia Rizki Julianti

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

20204031022@student.uin-suka.ac.id

 

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak dalam menerima segala bentuk pelajaran dasar baik tentang agama, kehidupan maupun berupa pengetahuan. Banyak teori juga yang menyatakan dan mendukung terkait lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat penting terhadap karakter maupun pertumbuhan dan perkembangan anak.

 

Sebagai umat muslim pengenalan agama dapat diberikan pada saat anak usia dini, walaupun hanya berupa tentang pengenalan dasar dalam agama. Pengenalan dasar tentang agama yang dapat diberikan kepada anak usia dini seperti pada pembahasan ibadah, pengetahuan terhadap pedoman agama yaitu Al-Qur’an maupun pengenalan terhadap sumber hukum yang kedua yaitu Hadist.

 

Pengenalan dasar agama seperti pengenalan Hadist-hadist kepada anak usia dini menjadi hal yang menarik untuk diimplementasikan dalam lingkungan keluarga. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa Hadist merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al-Qur’an, banyak Hadist-hadist shahih yang dapat dikenalkan kepada anak usia dini terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anak. Selain pengenalan dan pemahaman dalam segi isi kandungan yang terdapat dalam suatu Hadist shahih tersebut, pengenalan tentang tauladan dari para periwayat Hadist shahih pun dapat diberikan sebagai teladan bagi anak usia dini.

 

Banyak para periwayat Hadist yang telah meriwayatkan Hadist-hadist shahih seperti Imam Muslim, Imam Bukhari, Abu Dawud, dan masih banyak lagi. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa syarat sebuah Hadist dapat dikategorikan sebagai Hadist yang shahih dilihat dari sanad yang bersambung, periwayat yang memiliki sifat adil, dan periwayat bersifat dhabith.

 

Jika dikaitkan dengan pengenalan kepada anak usia dini yang dilihat dari segi periwayat Hadist shahih yang harus memiliki sifat adil. Orangtua dapat mengaitkan dengan teladan dari para periwayat Hadist shahih yang dapat diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari pada anak usia dini. Sebagaimana yang dimaksud bahwa sifat adil disini terkait periwayat Hadist yang menajalan kewajiban agama dan periwayat Hadist yang juga terkenal selalu jujur dalam perkataannya.

 

Dari berbagai macam teladan yang bisa diambil dari para periwayat Hadist yang bisa kita ajarkan kepada anak dan berikan keterkaitannya dengan kehidupan anak. Orangtua dapat mengambil salah satu sifat yang dimiliki oleh para periwayat hadist shahih yaitu jujur dalam berkata. Dalam kontek ini anak diberikan pengenalan yang berkaitan dengan sifat jujur dalam perkata.

 

Orang tua bisa beri pemahaman akan manfaat dari orang yang selalu berkata jujur seperti salah satunya dapat dipercaya oleh semua orang. Sebaliknya dari itu, orang tua bisa berikan pemahaman akibat orang yang berkata tidak jujur. Setelah anak mengerti akan gambaran tentang pelajaran terkait selalu berkata jujur. Orangtua bisa terapkan pada kehidupan anak, dengan biasakan anak selalu berkata jujur dalam hal apa pun.

 

Lingkungan keluarga seperti orangtua, kaka, maupun anggota keluarga yang lain harus turut andil dalam penanaman nilai teladan ini yang mengajarkan berkata jujur pada anak usia dini. Sebagaimana dalam Hadist yang telah diriwayatkan oleh Al Hakim menjelaskan bahwa sesungguhnya kebohongan tidak pantas untuk dilakukan mau itu dengan maksud sungguh-sungguh atau pun hanya bermaksud untuk main-main. Seperti diibaratkan seorang ayah yang berjanji kepada anaknya kemudian janji itu tidak dipenuhi. Hadist tersebut dengan jelas merintahkan aga selalu berkata jujur dan menggambarkan sikap jujur. Dengan begitu, diharapkan dengan pengenalan teladan dari para periwayat Hadist shahih ini dapat dimulai dari lingkungan keluarga, menjadikan anak sebagai pribadi yang selalu berperilaku adil.

 1,809 total views,  2 views today

Posted in Opini.