Mengenal Biografi Singkat Imam At-Tirmidzi Sang Ulama Hadis Serta Mengenalkannya dikalangan Anak Usia Dini

Anita Oktaviana

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

20204031018@student.uin-suka.ac.id

 

Imam At-Tirmidzi merupakan sosok orang pertama yang mengelompokan hadis kedalam kategori hasan. Beliau adalah salah satu ulama hadis yang terkenal. Imam At-Tirmidzi tinggal disebuah kota kecil dan nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Isa bin Saurah bin Adh-Dhahak As-Salami Al-Bughi atau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Isa.

 

Imam At-Tirmidzi  dilahirkan pada bulan zulhijah tahun 2019 hijriah, diceritakan bahwa beliau dilahirkan dalam keadaan buta. Sedari kecil beliau memang sangat senang mempelajari berbagai ilmu keislaman, termasuk ilmu hadis. Kegemarannya terhadap ilmu hadis muncul setelah beliau membaca karangan imam syafi’i yang disitu menjelaskan cara mengambil dalil dari sebuah hadis.

 

Hadis dari imam at-tirmidzi  kini sudah tidak asing lagi untuk diterapkan dikalangan anak usia dini, Beberapa kumpulan hadis pendek yang diriwayatkan oleh imam at-tirmidzi yang dapat orangtua atau guru ajarkan kepada anak usia dini diantaranya yaitu : Pertama, hadis senyum, “tabassumuka fii wajhii akhiika shadaqatu”, yang artinya senyum dihadapan saudaramu adalah shadaqoh (HR. Tirmidzi). Kedua, hadis keutamaan doa, “ Addu ‘au huwal ibaadah” yang artinya doa itu adalah ibadah (HR. Tirmidzi).

 

Didalam mengenalkan hadis kepada anak usia dini Orangtua mempunyai peran yang tidak pernah lepas untuk membimbing anak-anaknya. Tugas orangtua tidak hanya merawat dan mengasuh, akan tetapi harus membimbing agar anak-anaknya selalu terkontrol dan tumbuh dengan baik. Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga terutama orangtua.

 

Anak adalah investasi pahala untuk kedua orangtuanya dimasa yang akan mendatang. Oleh sebab itu, doa anak adalah salah satu amal yang tidak akan pernah terputus pahalanya. Diriwayatkan dalam sebuah hadis  yang berbunyi “ ketika seseorang telah meninggal, maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara diantaranya yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan doa anak yang sholeh.”

 

Rosulullah Muhammad saw dalam sebuah riwayat berkata “ sesungguhnya, semua anak yang lahir kedunia itu dalam keaadaan suci dan karena didikan dari orangtuanya anak tersebut akan tumbuh menjadi orang yang beragama.” Dalam hal tersebut dapat dipertegas bahwasanya semua anak yang lahir didunia ini layaknya kertas putih yang masih polos dan bersih. Anak yang baru lahir tidak mempunyai dosa.

 

Sebagai orangtua atau guru ketika mengenalkan hadis tirmidzi kepada anak-anak sebaiknya dimulai dari yang pendek dan mudah untuk dihafal. Dalam hal tersebut guru dan orangtua mempunyai peran yang sangat penting dalam mengajarkan hadis karena dengan belajar menghafal sejak dini dapat mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak.

 

Peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan dalam mendampingi anak ketika menghafal hadis tirmidzi, ketika mengajarkan hadis kepada anak usia dini hendaknya menggunakan gerakan atau lagu. Dengan hal tersebut tentunya anak-anak akan mudah untuk mengingatnya. Pada saat kegiatan menghafal bisa juga dilakukan dengan metode yang menarik atau bisa juga dilagukan agar menjadi pusat perhatian untuk anak-anak.

 

Orangtua dan guru harus mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak. Potensi-potensi tersebut dapat berkembang ketika semua kegiatan yang anak lakukan mendapat arahan dan bimbingan dari orangtua atau gurunya. Mengajarkan dan mengenalkan anak terhadap hadis dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya seperti :

 

Pertama, memberikan keteladanan. Anak usia dini memiliki sifat suka meniru gaya orang dewasa, dengan sifat meniru dapat orangtua atau guru optimalkan dengan cara memberikan keteladanan kepada anak. Anak biasanya suka meniru apa yang sering dia dengar dan dia lihat, oleh sebab itu, orangtua atau guru mulai mengajarkannya kepada anak secara rutin. Dengan cara memberikan keteladanan ini, anak akan  mengikuti apa yang orangtua atau guru ucapkan atau lakukan setiap harinya.

 

Kedua, Nasihat. Nasihat tersebut bisa diterapkan pada anak sesuai dengan karateristiknya, untuk anak usia dini nasihat sebaiknya dilakukan dengan cara bercerita-cerita atau melalui dongeng ketika mau tidur, ataupun diberikan nasihat secara langsung asalkan jangan memarahinya, karena ketika memberikan nasihat kepada anak dengan marah-marah malah akan membuat anak semakin takut bahkan trauma.

 

Ketiga, memberikan perhatian. Sebagai orangtua dan guru Memberikan perhatian atau pemantauan bagi anak merupakan hal yang sangat penting. Memberikan perhatian kepada anak juga bisa berupa kata-kata pujian atau memberikannya hadiah agar anak merasa dihargai dan lebih semangat lagi untuk terus belajar menghafal hadis.

 34,543 total views,  2 views today

Posted in Kajian.