Belajar Al-Quran Dengan Software Kutub Al-Sittah

Sopian Kamil Muttaqin

19105030012@student.uin-suka.ac.id

Sudah tak asing lagi di telinga kita bahwa Al-Quran dan hadis merupakan sumber pedoman utama daripada seorang muslim. Hadis adalah pelengkap sekaligus penjelasan dari al-quran. Keduanya merupakan komplemen yang tidak akan pernah bisa dipisahkan, karena Al-quran perlu dijelaskan oleh hadis dikarenakan didalamnya terdapat banyak ayat yang masih bersifat global. Pembukan hadis ini tidak terjadi secara instan melainkan ada beberapa priode dalam perkembangannya: dimulai dari Rasuullah Saw, Khulafaur Rasyidin, Sahabat dan tabiin, dan Abad II dan III hijriyyah. Dalam perjalanan hadis ada beberapa kitab yang memiliki klasifikasi;

  1. Masa kelahiran hadis
  2. Masa pencarian riwayat hadis
  3. Masa penyebaran hadis
  4. Masa pembukan hadis (abad II H)
  5. Masa penyaringan dan perlengkapan hadis
  6. Masa pembersihan (pemyusunan/pengurangan/penambahan) hadis
  7. Masa pentakhrijan hadis.

Adapun priode setelah masa pentakhrijan hadis adalah mengklasifikasikan hadis berdasarkan jenis-jenisnya serta menyebarluaskannya kepada khalayak.

Dewasa ini, kemajuan teknologi dan informasi telah mempengaruhi pendataan hadis yaitu dengan munculnya proses digitalisasi hadis dengan cara memindahkan semua dokumentasi hadis tertulis ke dalam format digital, terlebih kitab-kitab hadis primer seperti kutub al-sittah dan sebagainya. Ini tentunya sangat memudahkan seorang muslim yang ingin mengkaji hadis dengan cara yang sangat mudah dan simpel karena disajikan dengan lengkap serta mudah disimpan. Dengan maraknya software hadis ini, kajian kutub al-sittah dapat dimuat ke dalam perangkat baik alat genggam maupun komputer.

Hadirnya software-software hadis dalam bentuk aplikasi sangatlah luar biasa bagi para pengkaji hadis. Seseorang yang hendak ingin mempelajari atau menghafalkan ratusan bahkan ribuan hadis tidak perlu susah payah mengantri di perpustakaan guna mendapatkan kitab yang akan dikajinya. Dimanapun dan kapanpun kita dapat mengkasesnya, oleh karena itu terdapat pergeseran paradigma dalam hal ini.

Yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah salah satu software hadis yaitu Softwate Kutub Al-Sittah. Istilah Kutub al-sittah sudahlah familiar dimata para pengkaji hadis, yaitu salah satu kitab yang memuat hasil pemikiran dari  pemuka hadis ternama, mereka adalah Imam Bukhari (Shahih Bukhari), Imam Muslim (Shahih Muslim), Imam Abu Daud (Sunan Abu Daud), Imam An-Nasai (Sunan An-Nasai), Imam Tirmidzi (Sunan At-Tirmidzi), Imam Ibu Majah (Sunan Ibnu Majah), dan aplikasi ini menambahkan kajian hadis Al-Muwattha’ karangan Imam Malik. Software ini terbilang cukup mempuni karena selain pemaparan  kurang lebih 32.000 hadis dari para ulama diatas, dilengkapi juga dengan fitur 30 Juz al-quran serta tafsirannya, seperti Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Jalalain. Alhasil ini dapat diakses tidak hanya oleh kalangan akademisi namun bagi siapapun yang membutuhkannya bisa mengaksesnya.

Kutub al-sittah yang memiliki rating bintang lima dirilis pada tanggal 15 Mei 2019 dengan kapasitas 45Mb ini telah di download oleh 5.000 lebih pengguna smartphone. Didalamnya sangat lengkap mengenai paparan dari para pemuka hadis, yang mana dilengkapi juga dengan al-quran serta tafsir dari beberapa mufassir. Aplikasi ini dijalankan dengan tanpa bantuan kuota internet (offline) sehingga sangat mudah untuk dibuka dan dipakai kapanpun. Namun sayangnya aplikasi ini hanya bisa di-download oleh pengguna android saja, sedangkan user iphone yang berbais iOS belum bisa mengaksesnya.

Ketika kita sedang mencari hadis yang ingin kita ketahui, caranya sangatlah mudah hanya tulis di kolom pencarian. Ketika kita sudah menemukannya biasanya muncul hadis-hadis yang berkaitan, ini tentunya sangat praktis dan mudah bagi kita selaku akademisi ketika ingin mencari banyak referensi sekaligus bisa menelaah hadis tersebut diriwayatkan oleh siapa dan statusnya bagaimana.

Kelemahan dari software kutub al-sittah ini adalah; pertama, alangkah baiknha jika dijadikan aplikasi online karena mungkin bisa saja menghadirkan fitur tanya jawab atar pengguna smarthphone dengan aplikasi ini. Kedua, pelayanan perlu dimaksimalkam seperti tersedianya jadwal adzan atau sholat dan kalender islam pun mungkin berguna, karena mayoritas muslim lupa akan kalender hijriyyah. Hal ini memang terlihat sepele bagi sebagian orang namun bagi mereka yang membutuhkan mungkin sangatlah bermanfaat. Namun saya sendiri sangat mengapresiasi dengan hadirnya software ini di smartphone karena sudah memuat banyak hadis serta fitur yang lainnya, disamping itu pula sangat bermanfaat sehingga daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Terluar) mudah untuk mengaksesnya.

Finally, proses ini menjanjikan manfaat bagi kita semua namun di satu sisi untuk menjadi ahli hadis tidaklah mudah alias instan, harus mengikuti proses yang panjang, kerja keras, dan doa. Dengan adanya software kutub al-sittah setidaknya kita tidak perlu menghabiskan uang jutaan rupiah untuk mendapatkan kitab yang berjilid-jilid. Hal ini bukan berati kita tidak mencotoh ulama terdahulu dalam mendapatkan ilmu dengan proses yang sulit, melainkan dengan adanya kemajuan teknologi di era RI 4.0 ini mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya terlebih jika kita sekaligus mempelajari langsung dengan kitab aslinya. Karena yang namanya karangan manusia dengan latar belakang sosio-historis yang berbeda memungkinkan ada sedikit kesalahan dalam proses menulisnya. Wallahu a’lam

 1,876 total views,  2 views today

Posted in Opini.