Meraih Kemenangan dengan Perayaan Maulid Nabi


Nilna Milada ‘Azizah
Uin Sunan Kalijaga
19105030091@uin-suka.ac.id

Sosok teragung di jagat raya ini tak lain yaitu Nabi Muhammad saw. Sebagai Nabi, Muhammad saw. adalah sebagai pembawa risalah, penyelamat umat dari segala kejahiliyahannya. Nabi Muhammad saw. Hadirnya beliau merupakan suatu hal yang sangat dibanggakan oleh umat Muslim. Bagaimana tidak, seisi semesta seakan ta’dzim dan tunduk menyambut beliau, mengucapkan salam dan selamat datang di bumi milik Allah.

Saat itulah, umat Muslim mempunyai harapan besar untuk menuntun hidup mereka agar mempunyai panutan dan pegangan yang benar. Pada tanggal 12 Rabiul awwal tahun gajah, hari Senin tepatnya, saat itulah kejadian tersebut terjadi. Raut muka kebahagiaan dari ibundanya dan orang-orang sekitar terpancar jelas. Bak menggali tanah lalu ditemukan harta karun. Nabi Muhammad saw lah kini yang menjadi emas, berharga bagi siapa saja yang melihatnya. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-anbiya’ (21): 107 :

وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوۡحِىۡۤ اِلَيۡهِمۡ‌ فَاسْأَلُوا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ

Arti : “Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.”

Allah Swt. telah menurunkan wahyu al-Qur’an kepada Nabi saw. supaya diajarkan kepada semua umat untuk memberi pedoman, pelajaran, dan berbagai hikmah lainnya dari suatu peristiwa. Sebagian kejadian bisa menjadi penyebab turunnya sebuah ayat, maka Nabi saw. menerimanya, lalu menyampaikan kepada sahabat untuk diajarkan. Ayat-ayat itulah yang menjadi pegangan umat Muslim hingga kini, bahkan sampai akhir zaman nanti.

Demi menjaga al-Qur’an, maka banyak kalangan muslim yang membacanya, menghafalkannya, mengamalkan isinya, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk rasa cinta kepada baginda Nabi saw. Karena akhlak Nabi saw. merupakan akhlak al-Qur’an, maka barangsiapa yang mengamalkan al-Qur’an ia berakhlak seperti Nabi saw.

Sungguh istimewa kehadiran Nabi Muhammad saw. di dunia ini. Sudah semestinya kita sebagai generasi penerus beliau harus menunjukkan rasa cinta kita dengan berbagai cara. Seperti halnya perayaan maulid Nabi saw. dengan mengadakan shalawat diba’, pengajian maulid, tradisi lokal keagamaan, dan acara yang berbau spiritual dengan niat menyanjung sang baginda. Dengan kegiatan seperti inilah yang akan mengingatkan kepada kita betapa Nabi saw. merupakan sosok yang patut dibanggakan dan ditiru akhlak mulianya.

Perayaan maulud juga menunjukkan rasa mahabbah kita kepada beliau karena beliau merupakan Rasul yang sangat dicintai oleh Allah Swt. Peringatan ini kelak menjadikan kita mampu merekonstruksi pemikiran kita bahwa kita sebagai manusia pengemban amanah haruslah mampu meneladani beliau terutama dalam segi akhlak. Dengan cara seperti ini, muncullah cahaya-cahaya dari hati orang muslim, jiwa mereka terbuka untuk menerima segala kebaikan dan turut mencintai akhlak Nabi Muhammad saw. Sehingga agama Islam mampu meraih kemenangan yang hakiki melalui perantara Rasulullah saw., dakwah Islam tersebar luas karna hati orang muslim yang menebar kebaikan penuh cinta seperti halnya Nabi Muhammad saw.

Peringatan maulid Nabi saw. ini juga merupakan bentuk keistimewaan peradaban Islam. Tradisi tersebut dibangun dengan unsur spiritual dan juga tradisi yang berlaku dalam masyarakat. Percampuran budaya tersebut masuk secara lembut di tengah berjalannya tradisi kedaerahan masyarakat. Sehingga Islam tidak terasa tersebar luas dan masuk dalam hati setiap muslim. Hal ini sesuai dengan konsep yang dibentuk Nabi Muhammad saw. dengan memformulasikan sebuah tatanan kehidupan yang etis dan dibungkus dengan al-Qur’an dan hadis.

Ada satu pendapat yang menyatakan bahwa peringatan maulid Nabi bertujuan untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjidil Aqsa dari cengkeraman kaum Sabilis. Kemudian umat Islam waktu itu mengobarkan semangat yang menggelora berjihad fi sabilillah. Dalam konteks ini, kita membangun konsep maulid sebagai salah satu upaya kesolehan umat. Membangun semangat baru dalam menciptakan masyarakat yang aman, nyaman, damai, dan rukun terhadap sesama. Prakteknya bisa dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya, mengingat Rasulullah saw. bukan hanya sempurna dalam hal akhlak, namun dalam hal sosial dan kepemimpinan juga sangat cerdas.

Sebagai generasi muslim mulailah saat ini untuk meneruskan perjuangan Nabi saw. dimulai dengan hal terkecil. Kegiatan keseharian dengan bentuk seperti menyayangi sesama, ramah terhadap siapapun, dan selalu menebar kebaikan menjadi perioritas dalam kehidupan keseharian. Kegiatan tersebut akan mengantarkan hati kita dekat pada Allah Swt. dan mendapat syafa’at Rasulullah di hari kiamat. Amin.

 1,382 total views,  2 views today

Posted in Kajian.