Dua Pengurus ASILHA Bahas Inovasi dan Etika Digital dalam Seminar Internasional Ilmu Hadis 2025 di UIN Siber Cirebon

Cirebon, 23 Oktober 2025 – Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUA) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon sukses menyelenggarakan Seminar Internasional Ilmu Hadis 2025 bertema “Digital Transformation and Hadith Studies: Innovation, Methodology, and Ethical Challenges.” Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Gedung Siber Lantai 8 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, dan diikuti oleh akademisi dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dengan menghadirkan tiga narasumber dari Indonesia, Mesir, dan Brunei Darussalam.

Seminar internasional ini menjadi forum ilmiah yang membahas peluang, inovasi, serta tantangan etis dalam pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan studi hadis di era kontemporer. Para pembicara menyoroti bagaimana transformasi digital telah membuka ruang baru bagi penelitian hadis melalui digitalisasi manuskrip, analisis big data, dan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kajian sanad dan matan hadis.

Komitmen Jurusan Ilmu Hadis terhadap Peningkatan Kompetensi Mahasiswa

Ketua Jurusan Ilmu Hadis, H. Amin Iskandar, Lc., M.Ag., dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen Jurusan Ilmu Hadis dalam memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas keilmuan dan menghadapi tantangan akademik di era digital.

“Melalui seminar internasional ini, kami berupaya memfasilitasi mahasiswa agar tidak hanya memahami studi hadis secara tekstual, tetapi juga mampu menautkannya dengan realitas global. Kemudian, kehadiran narasumber dari luar negeri menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan keilmuan, memperkaya perspektif metodologis, serta menumbuhkan semangat berkompetisi di ranah akademik internasional.”

 

Dua Anggota ASILHA Bahas Inovasi dan Etika Digital

Dua anggota Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA), Prof. Dr. H. Wasman, M.Ag. (UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon) dan Dr. Hj. Anisatun Muthi’ah, M.Ag. (UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon), menjadi narasumber utama dalam kegiatan ini.

Dalam paparannya berjudul “Transformasi Digital dan Studi Hadis: Inovasi dan Tantangan Etis”, Prof. Wasman menegaskan bahwa kemajuan teknologi menghadirkan peluang besar dalam riset hadis, namun juga menuntut ketelitian metodologis yang tinggi.

“Digitalisasi harus memperkuat, bukan menggantikan, tradisi kritik sanad dan matan,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Anisatun Muthi’ah menyoroti pentingnya etika digital dalam penyebaran hadis di ruang maya.

“Kecanggihan teknologi tidak boleh menghapus tanggung jawab moral peneliti dan pendidik agama,” tegasnya.

Ia menekankan perlunya sinergi antara pakar ha dis, ahli teknologi, dan etika Islam agar transformasi digital tetap berlandaskan nilai keilmuan yang autentik.

Perspektif Regional dan Rekomendasi Akademik

Turut hadir Dr. Abdel Naser Abdel Galil Mohamed Mousa dari Sultan Sharif Ali Islamic University (UNISSA), Brunei Darussalam, yang membagikan pengalaman Brunei dalam mengembangkan kajian hadis berbasis digital. Ia menilai kolaborasi lintas negara di Asia Tenggara penting untuk memperkuat jaringan riset hadis yang modern dan kontekstual.

Kegiatan ini juga melahirkan sejumlah rekomendasi akademik, antara lain pengembangan pusat data hadis digital, peningkatan kolaborasi riset internasional, dan penyusunan pedoman etika riset hadis berbasis teknologi.

 44 total views,  4 views today

Posted in Berita.