Suasana Hari Raya Idul Fitri Dikala Pandemi Di Kota Sampit

Silaturahmi di hari raya adalah sesuatu yang sangat mengakar pada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kota Sampit dimana masyarakat saling berjabat tangan, bersilaturahmi dari satu tempat ke tempat lain untuk meminta maaf dan meminta ridho kepada sanak saudara, kerabat, teman, dan sahabat atas kesalahan-kesalahan nya yang disengaja maupun tidak disengaja di hari yang fitri ini.

Namun di tahun ini semuanya berbeda dari hari raya pada tahun-tahun sebelumnya dimana tahun ini kita dihadapkan dengan virus corona yang mengharuskan masyarakat kota Sampit untuk menjaga jarak dengan orang-orang disekitarnya, dan itu mempengaruhi suatu kebiasaan yang ada di masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota Sampit yaitu silaturahmi dengan orang-orang disekitarnya, karena itu bisa menyebabkan penyebaran virus corona oleh karena itu pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakatnya untuk silaturahmi via online menggunakan alat komunikasi untuk meminimalisir penyebaran virus corona.

Kini masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kota Sampit hanya bisa bersilaturahmi via online dan meninggalkan suatu kebiasaan saat hari raya Idul Fitri yaitu tidak bepergian dari rumah yang satu ke rumah yang lain untuk menjalin silaturahmi dengan sanak saudara, kerabat, teman, dan sahabat di hari yang fitri ini karena mereka harus menjaga jarak dari orang-orang yang berada disekitarnya untuk meminimalisir penyebaran virus corona yang sangat mematikan ini.

Namun tidak banyak dari mereka yang menyepelekan aturan pemerintah dengan masih membuka rumah mereka untuk tamu dan tidak banyak juga dari mereka bepergian keluar rumah untuk sekedar bersilaturahmi ke tempat sanak saudara, kerabat, teman, dan sahabat mereka, mereka tidak menghiraukan himbauan pemerintah dan tetap melakukan suatu kebiasaan yang sudah mengakar kuat pada diri mereka karena silaturahmi di hari raya sudah menjadi tradisi atau budaya tahunan yang dilaksanakan masyarakat Kota Sampit.

Bahkan jika di lihat-lihat lebih banyak dari mereka yang berpergian bersama keluarga lengkap mereka bahkan lebih mirisnya mereka tidak menggunakan masker mereka baik yg sehat maupun sakit,yang tua maupun muda. Di akhir-akhir bulan ramadhan juga terlihat pusat perbelanjaan di Kota Sampit dibuka lebar bagi masyarakat ditengah pandemi seperti ini, fenomena yang terlihat sama seperti fenomena masyarakat pada umumnya yaitu Berdesak-desakan saat membeli pakaian atau bahan pangan di pusat perbelanjaan itu.

Dan terlihat juga aparat menertibkan masyarakat yang tidak menggunakan masker dan tidak membolehkan mereka untuk memasuki pusat perbelanjaan sebelum mereka menggunakan masker, karena tidak banyak dari mereka tidak sadar akan keselamatan mereka jika mereka tidak menggunakan masker ketika pandemi seperti ini, dan dijalan juga terlihat relawan membagikan masker gratis untuk masyarakat Kota Sampit yang tidak mengenakan masker agar mereka mengenakan masker dan sadar akan keselamatan mereka di tengah pandemi seperti ini.

Seperti biasanya masyarakat Kota Sampit saat lebaran memiliki acara tahunan yaitu berkunjung ke Pantai Ujung Pandaran kecamatan Teluk Sampit yang berjarak sekitar 83 km dari kota sampit, mereka berbondong-bondong untuk meramaikan Pantai ujung pandaran yang menjadi salah satu icon wisata di Kabupaten Kotawaringin Timur.

Sama seperti hari raya sebelumnya masyarakat Kota Sampit juga berbondong-bondong meramaikan Pantai Ujung Pandaran tersebut dan tidak menghiraukan himbauan pemerintah untuk tidak membuat keramaian di saat pandemi seperti ini, dan terpaksa tim gabungan polres Kotawaringin Timur, satpol PP, dan Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur dikerahkan untuk melakukan pengecekan pengendara yang tidak mengenakan masker, dan yang mau berkunjung ke wisata Ujung Pandaran akan disuruh putar balik dan kembali ke rumah masing-masing seperti himbauan pemerintah.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Dapat di lihat dari arti surah an-nisa ayat 59 Allah berfirman taati Allah,taati rasul Nabi muhammad SAW dan pemimpin di antara kalian,di sini dapat di artikan bahwa kita harus mentaati pemimpin kita dan aturan-aturan yang telah mereka buat salah satunya Ialah aturan di saat pandemi corona pemerintah menghimbau kita agar tidak bepergian keluar rumah kecuali dalam keadaan mendesak, dan menghindari keramaian dan tentunya harus menggunakan masker saat bepergian keluar rumah agar kita berperan dalam memutus rantai penyebabaran covid 19.

Semua hanya perlu dari kesadaran diri individu masing-masing agar pandemi di Indonesia khususnya di Kota Sampit ini seperti yang kita semua harapkan agar cepat berakhir,tak perlu harus dari pemerintah atau tenaga medis lainnya untuk menghentikan pandemi Ini namun jika tidak di dasari dari kesadaran diri sendiri pandemi ini akan susah untuk dihilangkan.

 

Fatcur Yunan Bachtiar Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 2,169 total views,  2 views today

Posted in Opini.