Genealogi Kitab al-Arbaʿīn: Sejarah, Signifikansi, dan Perkembangannya hingga di Nusantara

oleh: Saifuddin Zuhri Qudsy

Kitab al-Arbaʿīn atau kumpulan 40 hadis merupakan genre literatur Islam yang tak pernah pudar popularitasnya. Seperti dikutip dari Scott C. Lucas, “The genre shows no signs of exhaustion [….] and should remain popular for years to come.” Genre ini lahir dari tradisi menyusun hadis-hadis pilihan untuk memudahkan umat menghafal dan mempraktikkan ajaran Nabi Muhammad SAW. Di Nusantara, kitab ini berkembang sebagai bagian integral dari pendidikan pesantren dan perguruan tinggi, dan mencerminkan adaptasi lokal terhadap warisan keilmuan Islam global dunia. Tulisan sederhana ini berpretensi untuk memperlihatkan bagaimana sejarah panjang dari Kitab al-Arbaʿīn di dunia hingga di Nusantara berkembang dengan baik hingga saat ini.

Sejarah Kitab al-Arbaʿīn dimulai dari generasi awal ulama. Untuk menyebut beberapa, penulis pertama yang diketahui adalah Muḥammad b. Aslam al-Ṭūsī (w. 242/856–857)(Lucas, 2007), diikuti Al-Ḥasan b. Sufyān al-Nasawī (w. 303/915–916). Kemudian, Abū Bakr Muḥammad b. al-Ḥusayn al-Ājurrī (w. 360/970) menyusun Kitāb al-Arbaʿīn ḥadīthan, yang memengaruhi generasi selanjutnya. Abū ʿAbd al-Raḥmān al-Sulamī (w. 412/1021–1022) menambahkan nuansa sufisme dengan Kitāb al-Arbaʿīn fī l-taṣawwuf. Tokoh kunci seperti ʿAlī b. ʿUmar al-Dāraquṭnī (w. 385/995) dan Abū Ṭāhir Aḥmad al-Silafī (w. 576/1180) memperluas penyebarannya, dengan al-Silafī disebut-sebut Swantje (2023) sebagai penyebar utama ke berbagai wilayah dunia.

Penyusun paling masyhur adalah Yaḥyā b. Sharaf al-Nawawī (w. 676/1277), yang Arbaʿīn-nya menjadi rujukan standar. Menurut Swantje Bartschat, al-Nawawī sering disebut sebagai pengumpul pertama, meski bukan yang paling awal. Kitabnya mencakup prinsip-prinsip dasar Islam, dan telah diterjemahkan serta disyarah secara luas, termasuk di Indonesia. Al-Ājurrī juga berpengaruh signifikan dalam menetapkan contoh dan mempopulerkan al-Nawawī sebagai penulis dan peletak Arbaʿīn.

Penamaan 40 hadis ini bervariasi. Kitāb al-Arbaʿīn, Arbaʿūn ḥadīthan, atau al-Arbaʿūn. Jumlah hadisnya juga tak selalu tepat 40, 42+1, 29 hingga 48. Persebarannya di dunia juga luar biasa. Abdülkadir Karahan mencatat 252 koleksi di Persia, sementara Sahl al-ʿŪd mendokumentasikan lebih dari 529, dan riset Swantje (2023) menyebut 900 Arbaʿīn koleksi secara keseluruhan.

Tentu bukan tanpa alasan mengapa para ulama dan sarjana dari masa dulu hingga saat ini begitu getol menulis 40 hadis. Landasan teologisnya berangkat dari sabda Nabi: “Man ḥafiẓa ʿalā ummatī arbaʿīna ḥadīthan min amri dīnihā baʿathahu Allāhu yawma al-qiyāmati fī zumrati al-fuqahāʾi wa-l-ʿulamāʾ.” Hadis ini, meskipun terdapat perawinya yang lemah, namun hadis ini diriwayatkan dari banyak jalur periwayatan dan variasi teks hadis sehingga status kesahihannya dapat terangkat.

Dalam setiap penulisannya, Arbaʿīn pasti menampilkan salah satu dari empat kategori dan salah satu dari 3 fungsi dari kehadiran Arbaʿīn di suatu daerah ataupun negeri. Scott C. Lucas  (2007) mengungkapkan bahwa kitab al-Arbaʿīn diklasifikasikan menjadi empat kategori: (1) Ajaran dasar Islam (Basic Islamic teachings), seperti karya al-Ṭūsī; (2) Tematik, seperti sufisme al-Sulamī; (3) Boasting genre (pamer keunikan), misalnya Ibn ʿAsākir (w. 571/1176) dengan Arbaʿīn al-buldānīya (40 hadis dari 40 guru, 40 kota, 40 sahabat, 40 topik); dan (4) Pernyataan kenabian yang sangat mendalam (Exceptionally profound prophetic statements), seperti Jalāl al-Dīn al-Suyūṭī (w. 911/1505) tentang qawāʿid al-aḥkām.

Sementara itu, Swantje (2023: 113) menunjukkan fungsi Arbaʿīn meliputi memberikan gambaran umum tentang topik yang spesifik; berfungsi sebagai nasehat kepada umat untuk beriman; dan sebagai cermin atas masalah sosial yang dihadapi ulama ketika mereka hidup. Baik kategori maupun fungsi ini selalu muncul dalam setiap penulisan Arbaʿīn.

Beberapa penulis, misalnya, al-Suyūṭī, yang menyusun 14 kitab Arbaʿīn bertema jihad, hukum, sufisme, hingga khulafaur rasyidin. Al-Suyūṭī merupakan salah satu dari 27 muallif yang menyusun empat puluh hadis tentang jihad. Di Yaman, ada al-Arbaʿūn al-Saylaqīya, al-Arbaʿūn al-ʿAlawīya, al-Arbaʿūn al-Ṭālibīya, dan Silsilat al-Ibrīz (Lucas, 2023).

Bagaimana dengan di Indonesia? Di Nusantara, genre ini juga berkembang pesat. KH. Hasyim Asy’ari menyusun Arbaʿīn Hadisan Tata’allaq bi Mabadi’ Jam’iyyah Nahdatil ‘Ulama sebagai landasan NU; Syekh Muhammad Mahfuzh al-Tarmasi (w. 1920) menulis Al-Minhatul Khairiyah fi Arbaʿīn Hadisan min Ahadisi Khairil Bariyah, (Muhajirin, 2016); Muhammad Yasin al-Fadani (w. 1990) menyusun Al-Arba’un al-Buldaniyyah (Daud, 2016); Arbaʿīn Al-Musthafawiyah karya Ahmad Ubaidi Hasbillah (2024), Syarh Latif oleh Khoiruddin (2024), dan 40 Hadis Mudah dihafal oleh alm. Luthfi Fathullah (2014), sang pendiri Pusat Kajian Hadis.

Para mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan juga kerap menulis 40 hadis dalam bidang tertentu kemudian diterbitkan dalam bentuk software di playstore. Keberadaan hadis Arbaʿīn di nusantara menunjukkan gejala perkembangan yang sama dengan yang terjadi di luar.  Kitab ini di Nusantara tidak hanya melestarikan tradisi global tapi juga menjawab tantangan lokal. Genre Arbaʿīn ini tampak akan terus relevan, menginspirasi generasi baru ulama dan santri yang konsen dalam kajian hadis. Hal ini juga akan menjadi salah satu program ke depan bagi para ulama nusantara untuk terus memproduksi Arbaʿīn dalam bentuk syarah dengan tema tertentu dan kebijakan Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia ke depan. [Wallahu ‘alam]

 

Referensi

Bartschat, Swantje. “The Prophet’s Ideal in Pocket-Size.” 2023.
Daud, Ilyas. “Kitab Hadis Nusantara: Studi Atas Kitab Al-Arba’una Haditsan Karya Muhammad Yasin Al-Fadani, Padang.” Al-Ulum 16.1 (2016): 142-164.
Lucas, Scott C. “Teaching Islam in Yemen.” 2023.
Lucas, Scott C., Forty Traditions, in ei3, Encyclopaedia of Islam, 3rd ed., Leiden: Brill, 2007/2016.
Fathullah, DR Ahmad Lutfi. 40 Hadis Mudah Dihafal Sanad dan Matan. Al-Mughni Press, 2014.
Muhajirin, At-Tarmasi: Icon Baru Hadits Arba’in di Indonesia. 1st ASILHA International Conference, 2016
Saputra, Doni, Novizal Wendry, and Ahmad Taufik Hidayat. “A Study of Nusantara Arba ‘īn Hadith Literature: Genealogy, Characteristics, and the Dynamics of Its Composition.” Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah: Media Kajian Al-Qur’an dan Al-Hadits Multi Perspektif 22.1 (2025): 179-201.
Ubaidillah, Rofiatul. “Telaah Kitab Arba’in Al Musthafawiyah Karya Ahmad Ubaidi Hasbillah: Ragam Sistematika Dan Metodologi Penulisan Kitab Hadis.” FIQHUL HADITS: Jurnal Kajian Hadits dan Hukum Islam 2.2 (2024): 100-114.

 1,134 total views,  16 views today

Posted in Kolom Ketua ASILHA.