Yogyakarta – Rapat Kerja (Raker) Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) Periode 2025–2029 resmi dimulai pada hari pertama dengan agenda utama pembahasan grand program kerja organisasi. Salah satu fokus strategis yang dibicarakan adalah program Syarah Hadis Shahih Bukhari, yang menjadi kelanjutan dari agenda pengembangan studi hadis pada periode sebelumnya.
Pembahasan ini difasilitasi langsung oleh Wakil Ketua ASILHA 2025–2029, Dr. Ali Imron, S.Th.I., M.S.I., bersama Sekretaris ASILHA 2025–2029, Dr. Zunly Nadia, M.A. Keduanya menegaskan bahwa syarah hadis ini akan menjadi salah satu kontribusi penting ASILHA dalam mendorong penguatan literasi hadis di Indonesia.
Adapun mekanisme pelaksanaan syarah hadis Shahih Bukhari telah dirumuskan sejak periode lalu, antara lain:
- Syarah hadis berbasis lughawī (analisis kebahasaan) untuk menyingkap makna teks hadis secara mendalam.
- Pendekatan fikih yang berorientasi pada konteks keindonesiaan, sehingga pemahaman hadis tidak hanya berhenti pada aspek normatif, tetapi juga relevan dan aplikatif bagi umat Islam di Indonesia.
Kerangka tersebut, kemudian dijadikan basis untuk merekonstruksi metodologi syarah hadis versi ASILHA. Selanjutnya, ASILHA menargetkan agar program ini tidak hanya menjadi kajian akademik, tetapi menjadi tawaran normatif dan praktis untuk mendukung monitoring dan evaluasi program kerja stakeholders di tingkat mikro maupun tingkat makro.
235 total views, 2 views today

Sebagai sebuah ijthad dalam rangka mengembangkan kajian Studi Hadis di Indonesia dibentuklah sebuah perkumpulan yang dinamakan dengan Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA). Sebagai sebuah perkumpulan ASILHA menghimpun beragam pemerhati hadis di Indonesia. Himpunan ini terdiri atas akademisi dan praktisi hadis di Indonesia dengan memiliki tujuan yang sama.

